Friday 30 September 2016

Menyusuri Kaki Merapi, Naik Jeep Willys!

Niat awalnya, gue ingin menulis secara detail dalam satu postingan panjang mengenai keseruan gue dan teman-teman sekantor, yang belum lama ini outing ke Yogyakarta. Tapi setelah lihat-lihat foto di galeri handphone, niat itupun luntur seketika hihihi, soalnya banyak banget foto dan cerita yang mau gue bagikan. Salah satunya adalah cerita saat kita mengikuti Lava Tour Merapi. Menariknya, kita akan naik Jeep Willys selama menyusuri daerah yang terkena dampak meletusnya Gunung Merapi. Jadi bisa dibilang selain wisata sejarah yang nambah pengetahuan, sekaligus wisata yang 'ngegelitik' adrenalin soalnya medannya memang berbatu gitu.

Langsung aja ya!

Jadi pagi itu... Kelar breakfast di hotel, kita berangkat menuju lokasi tour. Perjalanan dari hotel ke lokasi tour memakan waktu kurang lebih satu jam (lupa tepatnya). Kita akan melewati jalan desa yang walaupun sempit tapi aspalnya mulus, jadi jangan molor hihi... nikmatin deh pemandangan khas pedesaan yang langka banget kita jumpai di ibukota. Sampai akhirnya kita tiba di salah satu basecamp provider Lava Tour Merapi yang lokasinya lumayan paling atas dan jauh, dibanding beberapa saingannya. Sayang namanya gue lupa hihi, tapi yang pasti satu mobil Jeep hanya boleh ditumpangi 5 orang (termasuk driver).

*** Btw, kalau mau ikut tour ini kalau bisa jangan kesiangan karena panas dan jangan lupa pakai sunblock, topi/jaket, dan pakai masker berlapis (berdebu soalnya).

Perjalanan dimulai, kaca depan mobil dilipat agar gak menghalangi pandangan kita. Gue duduk di jok belakang bareng dua teman gue yang lain. Disini jalan yang kita lalui masih 'mulus'.

Mini Museum - Omahku, Memoriku
Perjalanan sampai perhentian pertama gak gitu heboh hihi, heboh teriak-teriak di Jeep maksudnya... Jalanan yang kita lalui masih asik, mulus! Nah, pertama kita singgah bentar di sebuah bekas rumah yang kena imbas dari bencana meletusnya Merapi. Bentuk rumahnya sendiri sudah hancur dan sekarang dijadikan sebagai Museum. Didalamnya lengkap juga dipajang perabot rumah tangga yang juga bentuknya udah gak utuh lagi.

Di depan sisa bangunan rumah, yang kini tinggal kenangan

Sepeda motor yang sekarang tinggal rangka besinya aja. Sedangkan di belakang sana, tampak ruangan yang sepertinya dulu digunakan sebagai ruang keluarga.

Salah satu sisi dinding bangunan yang memajang foto-foto situasi desa sebelum dan sesudah bencana.

Masuk ke ruangan yang dulunya dapur dari rumah tsb, kita akan melihat jejeran peralatan masak yang hancur. Ada kompor gas, tabung gas, rice cooker, juga panci-panci untuk memasak.

Tampak lebih dekat, ngeri-ngeri sedap gimana gitu ya :l

Di salah satu sudut rumah tsb, disekelilingnya dipajang foto-foto waktu petugas mengevakuasi warga.

Lava Boom.

Masih di bagian dapur, terlihat bekas tungku memasak dan.... tulang belulang hewan, yang menurut TL kami, saat waktu ditemukan bentuk rangkanya belum sebersih itu.

Gak paham, tapi sepertinya benda-benda yang digantung itu bentuknya menyerupai tulang-tulang (mungkin, tulang hewan ternak yang jadi korban).

Gimana? Agak ngeri-ngeri gimana gitu ya lihat-lihat foto diatas. Jujur aja awalnya gue ragu loh mau explore seluruh bagian rumah tsb, tapi karena rasa penasaran lebih tinggi akhirnya tetap muter-muter sambil ambil foto. Tapi sambil tutup hidung & mulut pakai masker tentunya, debunya gak tahan T__T terlebih saat itu gue lagi flu, makin jadi deh bersin-bersinnya.

Gak heran rumahnya rusak parah karena menurut info dari TL kami, rumah ini letaknya memang di desa yang jaraknya dekat dengan Gunung Merapi. Sampai-sampai setelah bencana pun, semua warganya direlokasi, gak boleh bangun rumah dan tinggal di desa ini lagi. Rawan bencana soalnya.

Setelah ini, kita naik mobil Jeep lagi menuju perhentian berikutnya. Jalannya mulai seru nih alias mulai ketemu jalan sempit, rusak, dan berbatu.

Mas driver mobil gue ini orangnya seloww banget, nyopirnya kemayu alias alim alias mengutamakan keselamatan haiyaaaa hihi, gak kayak driver yang mobil depan (yang ngangkut temen-temen gue yang lain) jalannya agak ngebut bahkan kita dilewatin. Sampe-sampe temen2 gue lebih milih pada berdiri di belakang, soalnya kalau duduk malah mabok hihi...


Batu Wajah
Kita berhenti lagi disalah satu spot yang gak kalah menarik. Setelah mobil terparkir, kita akan berjalan kaki di atas abu & pasir. Yup, daerah ini dulunya adalah bekas permukiman warga. Erupsi Merapi yang terjadi 2010 silam rupanya telah mengubur ratusan rumah, kini hanya tersisa reruntuhan, abu, dan pasir.

Berjalan sedikit, perhatian kita langsung tertuju pada satu batu besar yang oleh penduduk dinamai Batu Wajah atau Batu Alien. Ukuran batunya besar sekali dan batu ini muncul setelah terjadinya bencana. Kalau diperhatikan dengan seksama, terlihat deh kenapa batu ini disebut Batu Wajah, yaitu karena menyerupai wajah manusia dengan ekspresi sedih :(

Batu Wajah yang menyerupai wajah manusia dengan ekspresi sedih. 

Setelah melihat-lihat Batu Wajah, kita bergeser ke arah lainnya yang juga gak kalah ramai dipadati pengunjung yang berebut mau foto hihi... Ternyata setelah kita dekati, di depan mata ada pemandangan aktivitas penambangan pasir rupanya.

Ada apa yah rame-rame? Setelah didekati ternyata gak lain dan gak bukan pada rame mau antri foto.

Erupsi Merapi menjadi berkah tersendiri bagi warga sekitar, salah satunya adalah dengan adanya penambangan pasir ini, matapencaharian warga pun bertambah.

Kalau mau ambil gambar atau berselfie ria disini jelas harus extra hati-hati karena salah-salah bisa jatuh terperosok kebawah. Ada pagar pengaman dari kayu gitu, cuma yang namanya niat hunting foto ya pagar sekalipun bisa dilewati juga.

Kondisi pagar pembatas sederhana yang terbuat dari bambu, mudah dilompati siapa saja hehehe...

Gak mau ketinggalan, ikutan lompat pagar juga donk hahahaa... Demi foto dengan latar belakang penambangan pasir.


Selesainya dari spot ini, kita naik ke mobil lagi karena masih ada satu spot yang mau kita kunjungi yaitu Bunker Kaliadem. Nah jalan menuju Bunker ini yang lumayan seru, jalannya rusak dan berbatu sehingga harus pegangan kuat-kuat hihi... Selain itu sepanjang perjalanan kita akan beberapa kali berpapasan sama truk pengangkut pasir. Wew, menegangkan! Jalannya sempit soalnya...

Jalanan menanjak dan berbatu.


Bunker Kaliadem
Sesuai namanya, bunker ini terletak di Desa Kaliadem. Fungsi bunker adalah untuk tempat berlindung warga ketika bencana gunung meletus melanda, letaknya yang berada di bawah tanah akan menghindarkan pengungsi dari awan panas serta material hasil muntahan gunung. Info dari TL kami, dulu kawasan bunker ini merupakan hutan dengan pohon-pohon menjulanh tinggi, namun sekarang kondisinya tandus dan penuh abu/ pasir.

Bunker Kaliadem, gue gak masuk sampai ke dalamnya soalnya gelap dan becek. Udara di dalam pastilah lembab :(

Berbeda dengan dua tempat sebelumnya, di Bunker Kaliadem ini lebih ramai. Ada juga deretan warung-warung yang jual makanan dan minuman, juga beberapa pedagang cinderamata. Setelah ini, kita diantar kembali ke basecamp.

Total ada tiga tempat yang kita kunjungi: mini museum, batu wajah, dan terakhir bunker kaliadem. Waktu yang ditempuh kurang lebih 1-1,5 jam deh. Terbilang singkat ya karena kami gak mampir ke makam Mbah Marijan ataupun basah-basahan saat melintasi sungai, yang memang gak masuk paketan tur kami. Kesan-kesan gue jujur senang banget karena selain karena acaranya sendiri disponsorin kantor, gue gak pernah sebelumnya kepikir buat ikutan tur kayak gini ke Merapi. Ternyata naik Willys menyusuri Merapi asik banget, seruuu...!!!

Kalau mau coba pengalaman yang berbeda, bisa juga ikutan Sunrise Lava Tour jadi berangkatnya subuh sekalian memburu matahari terbit ^^ Kayaknya sampai disini cerita pengalaman gue ikut Lava Tour Merapi. Silahkan mencobaa... :p

*** FYI, paket yang tersedia untuk Lava Tour ini ada beberapa tergantung rutenya pendek, medium, atau long rute. Kisaran paket rute pendek untuk 1 Jeep (4 orang) sekitar Rp 450.000,-

No comments:

Post a Comment

For Sale: Barang2 Sisaan Wedding dulu

Setelah sekian lama gak nulis apa-apa, tiba-tiba nulis dengan maksud jualan :D Gw ada beberapa barang yang mungkin saja kalian perlu. Ta...